Popular Post

Popular Posts

Universitas Gunadarma

Diberdayakan oleh Blogger.

Recent post

Archive for November 2014

Manajemen Resiko


Secara umum Resiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang dihadapi oleh seseorang yang akan mengalami kerugian. Resiko merupakan suatu sistem yang dapat dikembangkan karena adanya perencanaan. Tanpa adanya perencanaan yang baik, Pengembangan sistem tidak akan bisa berjalan sesuai yang diharapkan. Dengan Mengetahui seberapa besar resiko pada proyek merupakan salah satu yang utama pada Managemen, karena lebih banyak proyek-proyek yang gagal dikarenakan kurang mengetahui resikonya. Kata risiko banyak digunakan dalam berbagai pengertian dan sudah biasa dipakai dalam percakapan sehari-hari oleh kebanyakan orang.
Jenis-Jenis Resiko                    
1. Resiko Spekulatif
Resiko spekulatif adalah keadaan yang dihadapi perusahaan yang dapat memberikan keuntungan atau kerugian , jenis resiko ini biasanya sengaja ditimbulkan oleh pihak yang bersangkutan.

2. Resiko Murni
Resiko murni suatu keadaan yang bisa mengakibatkan kerugian atau tidak terjadi apa-apa tetapi tidak dapat menguntungkan, resiko yang satu ini biasanya terjadi karena kecelakaan misalnya kebakaran.

3. Risiko Internal
Risiko Internal yaitu risiko yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri.  Misalnya risiko kerusakan peralatan kerja pada proyek karena kesalahan operasi, risiko kecelakaan kerja, risiko mismanagement.

4. Risiko Eksternal
Risiko Eksternalyaitu risiko yang berasal dari luar perusahaan atau lingkungan luar perusahaan. Misalnya risiko pencurian, penipuan, fluktuasi harga, perubahan politik.

Kesimpulan :
Mengenali suatu resiko dalam sebuah proyek memang penting , karena dengan mengetahuinya kita dapat meminimalisir kerugian dalam membangun sebuah proyek.

Manajemen Resiko

Work Breakdown Structure


Work Breakdown Structure atau disingkat WBS adalah teknik pemecahan atau pembagian pekerjaan kedalam bagian yang lebih kecil dan mendetil yang harus dimiliki oleh setiap orang sebelum melakukan proyek. Dengan teknik ini kita dapat mengidentifikasi tugas-tugas yang spesifik untuk pengembangan, pengadaan, dan implementasi system yang dibutuhkan. Penggunaan WBS membantu meyakinkan manajer proyek bahwa semua produk dan elemen pekerjaan yang telah diidentifikasi dan WBS digunakan sebagai basis pengendalian. Mengapa WBS diperlukan dalam sebuah proyek ? karena :

1. Pengembangan WBS dapat memperoleh pengertian proyek dengan jelas , proses pemngembangan ini dapat membantu semua anggota lebih mengerti tentang tahap-tahapan pada proyek.

2. WBS membantu pengawasan jadwal, biaya dan informasi mengenai proyek dan dapat meyakinkan semua anggota dalam proyek.

Manfaat Work Breakdown Structure diantara lain :
  •  Fasilitas penjadwalan dan pengendalian
  • Estimasi Biaya
  • Penyusunan Anggaran
  • Mengurangi kompleksitas
  • Identifikasi aktivitas
  • Perencanaan manajemen


Kesimpulan :
Membuat Work Breakdown Structure atau WBS pada suatu proyek  sangatlah penting karena dapat mempercerpat waktu pengerjaan suatu proyek, pekerjaan pada setiap anggota pun menjadi lebih ringan karena pembagian kegiatan lebih detail.

Referensi
http://en.wikipedia.org/wiki/User:Davidjcmorris/Work_breakdown_structure

- Copyright © 2013 Risang Danan Jaya - Kurumi Tokisaki - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -